Sebelum invasi dan sanksi berikutnya, Rusia dan Ukraina menyumbang hampir sepertiga dari ekspor gandum global.
Pejabat dari Rusia, Turki, Ukraina dan PBB sepakat Jumat lalu tidak akan ada serangan terhadap kapal dagang yang bergerak melalui Laut Hitam ke Selat Bosphorus Turki dan ke pasar.
Moskow menepis kekhawatiran kesepakatan itu bisa tergelincir oleh serangan Rusia di Odesa pada hari Sabtu, dengan mengatakan itu hanya menargetkan infrastruktur militer.
Gedung Putih mengatakan serangan itu meragukan kredibilitas Rusia dan mengawasi dengan seksama untuk melihat apakah komitmen akan dipenuhi.
“Kami juga akan terus aktif mengeksplorasi opsi lain dengan komunitas internasional untuk meningkatkan ekspor Ukraina melalui rute darat,” katanya.
Armada Laut Hitam Rusia telah memblokir ekspor biji-bijian dari Ukraina sejak invasi Moskow 24 Februari. Moskow menyalahkan sanksi Barat karena memperlambat ekspor makanan dan pupuknya dan Ukraina karena menambang pendekatan ke pelabuhannya.
Berdasarkan kesepakatan Jumat lalu, pilot akan memandu kapal di sepanjang saluran yang aman melalui ladang ranjau laut.
Seorang pejabat pemerintah Ukraina mengatakan dia berharap pengiriman biji-bijian pertama dapat dilakukan dari Chornomorsk minggu ini, dengan pengiriman dari pelabuhan lain dalam waktu dua minggu.
Zelensky bersikeras bahwa perdagangan akan dilanjutkan: “Kami akan mulai mengekspor, dan membiarkan para mitra menjaga keamanan,” katanya.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, dalam tur ke negara-negara Afrika, mengatakan tidak ada hambatan untuk ekspor biji-bijian dan tidak ada dalam kesepakatan yang mencegah Moskow menyerang infrastruktur militer.
Kremlin juga mengatakan PBB harus memastikan pembatasan pupuk Rusia dan ekspor lainnya dicabut agar kesepakatan biji-bijian berhasil.