Pejabat kota Teheran telah memerintahkan penghapusan beberapa poster yang menampilkan slogan-slogan anti-Amerika, sebuah tanda bahwa Iran mencari hubungan yang lebih baik dengan Amerika Serikat ketika kedua belah pihak mengadakan pembicaraan mengenai program nuklirnya.
Seorang pejabat kota Teheran mengatakan beberapa papan reklame anti-Amerika telah dipasang secara ilegal dan bahwa kota itu telah menurunkannya, kantor berita negara IRNA mengatakan pada hari Sabtu.
“Dalam langkah sewenang-wenang, tanpa sepengetahuan atau konfirmasi dari kotamadya, salah satu lembaga budaya memasang papan iklan,” kata Hadi Ayyazi, juru bicara kotamadya, menurut IRNA. Ayyazi tidak merinci poster mana yang telah diturunkan.
Menurut IRNA, poster-poster anti-Amerika baru yang mempertanyakan kejujuran AS telah dipasang di jalan-jalan Teheran yang sibuk sejak pekan lalu, menjelang peringatan 4 November penyanderaan di Kedutaan Besar AS pada tahun 1979.
Salah satu poster tersebut menggambarkan seorang negosiator Iran duduk di meja dengan seorang pejabat AS yang mengenakan jas tetapi juga celana panjang tentara dan sepatu bot, dengan tulisan yang berbunyi, “Kejujuran Amerika”.
Spanduk-spanduk itu menyiratkan bahwa tujuan AS yang sebenarnya dalam negosiasi adalah untuk menyerang Iran daripada menemukan solusi diplomatik untuk perselisihan mengenai program nuklirnya.
Tidak jelas siapa yang berada di balik poster-poster itu, tetapi kelompok garis keras telah menyatakan skeptisisme terhadap upaya Presiden Iran Hassan Rouhani untuk terlibat dengan Barat dan Amerika Serikat.
Grafiti dan poster anti-Amerika di daerah-daerah terkemuka di Teheran dan kota-kota besar Iran lainnya adalah hal biasa. Situs bekas kedutaan AS di Teheran, misalnya, menggambarkan Patung Liberty dengan tengkorak untuk wajah.
Langkah kota itu memicu protes dari beberapa kelompok garis keras, termasuk surat kabar Kayhan konservatif yang berpengaruh, yang mengkritik keputusan itu dalam editorial hari Minggu.
“Jelas, poster-poster itu hanya memperingatkan ketidakjujuran Amerika,” kata editorial itu. “Oleh karena itu, pemindahan mereka tidak dapat dibenarkan bagi orang-orang yang darahnya telah ditumpahkan dan yang telah menderita rasa pahit permusuhan Amerika selama lebih dari 30 tahun.”