TOKYO (Reuters) – Jepang akan membuka kantor dukungan berbahasa Inggris untuk perusahaan manajemen aset asing yang ingin melakukan bisnis di negara itu pada Januari, Menteri Keuangan Taro Aso mengatakan pada hari Jumat (6 November), karena bertujuan untuk meningkatkan posisi negara itu sebagai pusat keuangan global.
Langkah ini dilakukan ketika Jepang telah berusaha selama bertahun-tahun untuk memikat para profesional asing, sementara para ahli mengatakan Tokyo perlu mengatasi masalah-masalah seperti tarif pajak yang relatif tinggi dan kurangnya kefasihan bahasa Inggris di tempat kerja.
Kantor Masuk Pasar Keuangan, yang akan dibentuk oleh Badan Jasa Keuangan dan Biro Keuangan Lokal, akan memberikan bantuan dalam bahasa Inggris kepada manajer aset asing yang berencana untuk bekerja di Jepang sementara bisnis asing dapat mengajukan permohonan untuk mendaftarkan operasi mereka di negara itu dalam bahasa Inggris, kata pemerintah.
“Meskipun pasar keuangan Asia terkonsentrasi di Hong Kong, kami akan melakukan upaya untuk membawa mereka ke Jepang,” kata Aso kepada wartawan setelah pertemuan kabinet.
“Itu akan mengarah pada peningkatan modal finansial di sini, yang memiliki arti besar bagi ekonomi Jepang.”
Secara terpisah, FSA mengatakan pada bulan Agustus bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan reformasi pajak. Tarif pajak perusahaan Jepang sebesar 29,74 persen jauh lebih tinggi daripada tarif 16,5 persen di Hong Kong, yang termasuk yang terendah di kawasan ini.
Tokyo berada di peringkat keempat dalam peringkat Z/Yen Group dan China Development Institute untuk pusat keuangan global yang diterbitkan pada bulan September, turun dari tempat ketiga pada bulan Maret, sementara Hong Kong naik dari tempat keenam ke tempat kelima.
Perdana Menteri Yoshihide Suga mengatakan dalam pidato kebijakan pertamanya kepada parlemen pada bulan Oktober bahwa pemerintah akan mengejar berbagai inisiatif untuk menjadikan Jepang sebagai pusat keuangan global utama di Asia dan di dunia.