‘Kesenjangan besar’
Pertemuan minggu depan datang ketika virus corona baru telah menewaskan lebih dari 1,2 juta orang dan menginfeksi lebih dari 48 juta secara global sejak pertama kali muncul di China akhir tahun lalu.
Amerika Serikat dan negara-negara lain telah lama meminta badan kesehatan PBB untuk setidaknya mengembalikan status pengamat yang dinikmati Taiwan hingga 2016, dan seruan itu semakin mendesak di tengah krisis virus korona.
Karena bagian pertama WHA 2020 hanya berlangsung dua hari, bukan tiga minggu seperti biasanya, para anggota sepakat kembali pada bulan Mei untuk menunda diskusi tentang masalah Taiwan yang diperdebatkan hingga November.
Lebih dari selusin negara, termasuk Belize, Guatemala, Kepulauan Marshall, dan Honduras, telah mengusulkan untuk membahas apakah akan mengizinkan Taiwan untuk berpartisipasi sebagai pengamat, tetapi masih belum jelas apakah masalah ini akan diizinkan masuk ke dalam agenda.
Taiwan dan sekutunya berpendapat bahwa komunitas internasional akan memiliki banyak keuntungan dengan mengintegrasikannya ke dalam diskusi.
Mereka juga memperingatkan bahwa membiarkan Taiwan dalam kedinginan, tanpa akses langsung ke informasi, dapat mengancam upaya untuk menghentikan pandemi.
“Kami tidak dapat memberikan celah dalam hal pandemi ini, tetapi kami melihat kesenjangan besar,” kata duta besar Taiwan di Jenewa Wang Liang-Yu kepada AFP pekan lalu.