NEW DELHI — Perserikatan Bangsa-Bangsa telah meluncurkan penyelidikan atas serangan tak dikenal terhadap sebuah mobil PBB di Rafah pada Senin (13 Mei) yang menewaskan staf internasional pertamanya di Gaza sejak 7 Oktober, kata juru bicara Sekretaris Jenderal PBB.
Staf itu, seorang pensiunan perwira Angkatan Darat India bernama Waibhav Anil Kale, bekerja dengan Departemen Keselamatan dan Keamanan PBB dan sedang dalam perjalanan ke Rumah Sakit Eropa di Rafah bersama dengan seorang rekan, yang juga terluka dalam serangan itu.
Pada hari Rabu, kementerian luar negeri India mengatakan misi diplomatiknya “berhubungan dengan otoritas terkait” dalam penyelidikan, dan membantu membawa pulang jenazah.
Israel telah bergerak lebih dalam ke Rafah di Gaza selatan, di mana lebih dari satu juta orang mencari perlindungan, dan pasukannya menggempur daerah kantong utara pada hari Selasa dalam beberapa serangan paling sengit dalam beberapa bulan.
Sekutu internasional Israel dan kelompok-kelompok bantuan telah berulang kali memperingatkan terhadap serangan darat ke Rafah, di mana banyak warga Palestina melarikan diri, dan Israel mengatakan empat batalyon Hamas bersembunyi. Israel mengatakan harus membasmi pejuang yang tersisa.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin setelah kematian Kale, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengulangi “seruan mendesak untuk gencatan senjata kemanusiaan segera dan untuk pembebasan semua sandera,” mengatakan konflik di Gaza terus mengambil korban besar “tidak hanya pada warga sipil, tetapi juga pada pekerja kemanusiaan”.
Otoritas kesehatan Palestina mengatakan kampanye darat dan udara Israel di Gaza sejak 7 Oktober telah menewaskan lebih dari 35.000 orang dan mengusir sebagian besar dari 2,3 juta orang di daerah kantong itu dari rumah mereka.
Pada hari Selasa, wakil juru bicara Sekretaris Jenderal PBB, Farhan Haq, mengatakan PBB telah membentuk panel pencari fakta untuk menentukan tanggung jawab atas serangan itu.
“Ini masih sangat awal dalam penyelidikan, dan rincian insiden itu masih diverifikasi dengan Angkatan Pertahanan Israel,” katanya.
Ada 71 anggota staf internasional PBB di Gaza saat ini, katanya.
Israel, yang meluncurkan operasi Gaza setelah serangan pada 7 Oktober oleh orang-orang bersenjata pimpinan Hamas yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan mengambil lebih dari 250 sandera, menurut penghitungannya, telah memerintahkan warga sipil untuk mengevakuasi bagian-bagian Rafah.
Badan bantuan utama PBB di Gaza, UNRWA memperkirakan sekitar 450.000 orang telah meninggalkan kota itu sejak 6 Mei. Lebih dari satu juta warga sipil mencari perlindungan di sana.
BACA JUGA: Serangan tank Israel menewaskan wartawan Reuters yang ‘dapat diidentifikasi dengan jelas’: laporan PBB