Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan pada hari Selasa (14 Mei) bahwa “tidak ada sedikit pun bukti” transfer kapal-ke-kapal minyak Iran yang terkena sanksi dari Malaysia, di tengah kekhawatiran AS bahwa Iran menggunakan penyedia layanan Malaysia untuk memindahkan minyaknya.
Seorang pejabat senior Departemen Keuangan AS mengatakan pekan lalu Amerika Serikat melihat kapasitas Iran untuk memindahkan minyaknya bergantung pada penyedia di Malaysia.
Pejabat itu juga mengatakan Amerika Serikat berusaha mencegah Malaysia menjadi yurisdiksi di mana kelompok militan Palestina Hamas dapat menggalang dana dan kemudian memindahkan uang.
Berbicara di sebuah forum ekonomi di Qatar, Anwar mengatakan Malaysia tidak memiliki kapasitas untuk memantau transfer kapal-ke-kapal di perairan internasional.
Malaysia yang berpenduduk mayoritas Muslim telah lama menjadi pendukung vokal perjuangan Palestina dan telah menganjurkan solusi dua negara untuk konflik antara Israel dan Palestina.
Anwar selama perjalanannya bertemu dengan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Qatar.
Anwar mengatakan bahwa sementara dia mempertahankan hubungan baik dengan sayap politik Hamas, dia tidak terlibat dengan operasi militernya.
“Saya tidak memiliki keterlibatan atau diskusi dengan aparat militer (Hamas),” katanya di forum tersebut.
BACA JUGA: Iran Ancam Musnahkan Israel Jika Melancarkan Serangan Besar